PENGARUH GAYA PADA ELASTISITAS BAHAN
Pada beberapa bahasan mengenai gaya, benda
yang mengalami gaya dianggap tidak mengalami perubahan bentuk. Namun,
kenyataannya setiap benda akan mengalami perubahan bentuk apabila diberikan
gaya pada benda tersebut. Pada benda elastis, akan terjadi pertambahan panjang
yang merupakan akibat dari adanya gaya yag bekerja pada benda tersebut. Benda
ini berlaku hampir pada semua materi padat, tetapi hanya pada suatu batas
tertentu. Apabila benda yang terjadi terlalu besar, maka benda pun akan
meregang dengan sangat besar sehingga tidak menutup kemungkinan benda tersebut
akan patah. Gaya luar yang dikerjakan pada benda tersebut mengkibatkan
terjadinya perubahan bentuk benda (deformasi) yang tidak melebihi batas
proporsional. Sedangkan pada benda plastis, jika benda
tersebut
diberi gaya maka akan mengalami pertambahan panjang dan jika gaya yang bekerja
pada benda tersebut dihilangkan, maka benda tidak dapat kembali ke bentuk
semula. Sebenarnya dalam kehidupan kita sehari-hari, kita sering mempraktikan
ilmu-ilmu fisika, baik yang sudah kita pelajari maupun yang belum kita
pelajari. Namun seringnya kita tidak menyadari dan tidak paham akan hal itu.
Sebagai contoh hal yang berhubungan dengan fisika yang sering kita temui dalam
kehidupan sehari-hari adalah sebuah karet gelang yang kita rentangkan, jika
kita lepaskan akan kembali ke bentuknya semula. Itulah yang menandakan adanya
sifat elastis benda yang kita kenal dengan keelastisitasan. Semua benda nyata,
jika diberi gaya, akan berubah dibawah pengaruh gaya yang bekerja padanya.
Perubahan bentuk atau volume tersebut ditentukan oleh gaya antarmolekulnya.
Untuk membedakan kedua jenis bahan benda antara benda elastis dan benda plastis
, maka didefinisikan suatu sifat bahan yang disebut elastisitas. Jadi,
elastisitas merupakan salah satu mekanik bahan yang dapat menunjukkan kekuatam,
ketahanan, dan kekakuan bahan tersebut terhadap gaya luar yang diterapkan pada
bahan tersebut. Nilai keelastisitasan ini disebut juga modulus elastisitas.
Semua benda, baik yang berwujud padat,
cair, ataupun gas akan mengalami perubahan bentuk dan ukurannya apabila benda
tersebut diberi suatu gaya. Benda padat yang keras sekalipun jika dipengaruhi
oleh gaya yang cukup besar akan berubah bentuknya. Ada beberapa benda yang akan
kembali ke bentuk semula setelah gaya dihilangkan, tetapi ada juga yang berubah
menjadi bentuk yang baru. Hal itu berkaitan dengan sifat elastisitas benda.
Apakah yang dimaksud elastisitas? Bagaimana pengaruh gaya pada sifat
elastisitas bahan?
Pertanyaan tersebut akan dijawab pada
pembahasan berikut ini.
1.
Elastisitas
Sifat elastis atau elastisitas adalah
kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnya segera setelah gaya luar
yang diberikan kepada benda itu dihilangkan (Nurfauziawati, 2010: 4). Ada juga
yang mengatakan Elastisitas adalah sifat benda yang cenderung mengembalikan
keadaan ke bentuk semula setelah mengalami perubahan bentuk karena pengaruh
gaya (tekanan atau tarikan) dari luar (Haryadi, 2008: 55).
Berdasarkan pengertian elastisitas di atas
maka elastisitas itu sendiri adalah suatu benda yang memiliki sifat
kecenderungan dapat kembali dalam posisi awalnya akibat adanya gaya dari luar.
Seperti pada sebuah pegas yang digantungi
dengan beban pada salah satu sisi ujungnya, akan kembali ke bentuk semula jika
beban tersebut kita ambil kembali. Contoh lainnya adalah ketapel dan karet
gelang jika kita rentangkan maka akan terjadi pertambahan panjang pada kedua
benda tersebut, tapi jika gaya yang bekerja pada kedua benda tersebut dihilangkan,
maka kedua benda tersebut akan kembali ke bentuk semula. Sebuah benda dapat
dikatakan elastis sempurna jika gaya penyebab perubahan bentuk hilang maka
benda akan kembali ke bentuk semula. Benda yang bersifat elastis sempurna yaitu
mempunyai batas-batas deformasi yang disebut limit elastik sehingga jika
melebihi dari limit elastik maka benda tidak akan kembali ke bentuk semula.
Benda yang tidak elastis adalah benda yang
tidak kembali ke bentuk awalnya saat gaya dilepaskan, misalnya saja pada adonan
kue. Bila kita menekan adonan kue, bentuknya akan berubah, tetapi saat gaya
dilepaskan dari adonan kue tersebut, maka adonan kue tidak dapat kembali ke
bentuk semula.
Perbedaan antara sifat elastis dan plastis
adalah pada tingkatan dalam besar atau kecilnya deformasi yang terjadi. Dalam
pembahasan sifat elastis pada benda perlu diasumsikan bahwa benda-benda
tersebut mempunyai sifatsifat berikut:
ü Homogen
artinya setiap bagian benda mempunyai kerapatan yang sama.
ü Isotropik
artinya pada setiap titik pada benda mempunyai sifatsifat fisis yang sama ke
segala arah.
Benda-benda yang memiliki elastisitas atau
bersifat elastis, seperti karet gelang, pegas, dan pelat logam disebut benda
elastis (Gambar 2). Adapun benda-benda yang tidak memiliki elastisitas
(tidak kembali ke bentuk awalnya) disebut benda plastis. Contoh benda
plastis adalah tanah liat dan plastisin (lilin mainan). Ketika diberi gaya,
suatu benda akan mengalami
deformasi,
yaitu perubahan ukuran atau bentuk. Karena mendapat gaya, molekul-molekul benda
akan bereaksi dan memberikan gaya untuk menghambat deformasi. Gaya yang
diberikan kepada benda dinamakan gaya luar, sedangkan gaya reaksi oleh
molekul-molekul dinamakan gaya dalam. Ketika gaya luar dihilangkan, gaya dalam
cenderung untuk mengembalikan bentuk dan ukuran benda ke keadaan semula.
Apabila sebuah gaya F diberikan pada sebuah pegas (Gambar 3.), panjang
pegas akan berubah.
Deformasi pada benda akan menyebabkan
perubahan bentuk tetapi tidak ada perubahan volume, dan benda yang.mengalami
kompresi akan terjadi perubahan volume tetapi tidak terjadi deformasi. Nilai
keelastisitasan ini disebut juga modulus elastisitas.
2. Tegangan
Tegangan (stress) didefinisikan sebagai
gaya yang diperlukan oleh benda untuk kembali ke bentuk semula. Atau gaya F yang
diberikan pada benda dibagi dengan luas penampang A tempat gaya tersebut
bekerja.
Tegangan
merupakan sebuah besaran skalar dan memiliki satuan N/m² atau Pascal (Pa). F
adalah gaya (N), dan A adalah luas penampang (m2).
Selain
itu, menurut (Nurfauziwati, 2010: 6) tegangan dapat dikelompokkan menjadi :
1.
Tegangan normal
Tegangan normal yaitu intensitas gaya
normal per unit luasan. Tegangan normal dibedakan menjadi tegangan normal tekan
atau kompresi dan tegangan normal tarik. Apabila gaya-gaya dikenakan pada
ujung-ujung batang sedemikian rupa sehingga batang dalam kondisi tertarik, maka
terjadi tegangan tarik pada batang, jika batang dalam kondisi tertekan maka
terjadi tegangan tekan.
2.
Tegangan geser
Tegangan geser adalah gaya yang bekerja
pada benda sejajar dengan penampang.
3.
Tegangan volume
Tegangan volume adalah gaya yang bekerja
pada suatu benda yang menyebabkan terjadinya perubahan volume pada benda
tersebut tetapi tidak menyebabkan bentuk benda berubah.
3. Regangan
Perubahan relatif dalam ukuran atau bentuk
suatu benda karena pemakaian tegangan disebut regangan (strain).
Regangan adalah suatu besaran yang tidak memiliki dimensi karena rumusnya yaitu
meter per meter (Nurfauziwati, 2010: 6). Sedangkan menurut Haryadi (2008: 57)
Regangan merupakan ukuran mengenai seberapa jauh batang tersebut berubah
bentuk. Definisi regangan berdasarkan rumusnya adalah perubahan panjang ΔL
dibagi dengan panjang awal benda L .
Bahan-bahan logam biasanya
diklasifikasikan sebagai bahan liat (ductile) atau bahan rapuh (brittle).
Bahan liat mempunyai gaya regangan (tensile strain) relatif besar sampai
dengan titik kerusakan seperti baja atau aluminium. Sedangkan bahan
rapuh mempunyai gaya regangan yang relatif kecil sampai dengan titik
yang sama. Batas regangan 0,05 sering dipakai untuk garis pemisah
diantara kedua kelas bahan ini. Besi cor dan beton merupakan contoh
bahan rapuh.
4. Modulus
Elastisitas (modulus Young)
Modulus elatisitas suatu benda dapat
dihitung melalui pemberian beban sebagai tegangan yang diberikan pada benda
tersebut dan mengamati penunjukan oleh garis rambut sebagai regangannya.
5. Hukum
Hooke
Hubungan antara gaya F yang
meregangkan pegas dengan pertambahan panjang pegas x pada daerah
elastisitas pertama kali dikemukakan oleh Robert Hooke (1635 - 1703), yang
kemudian dikenal dengan Hukum Hooke. Pada daerah elastis linier, besarnya gaya F
sebanding dengan pertambahan panjang x.
Hubungan antara tegangan dan regangan erat
kaitannya dalam teori elastisistas. Apabila hubungan antara tegangan dan
regangan dilukiskan dalam bentuk grafik, dapat diketahui bahwa diagram tegangan-regangan
berbeda-beda bentuknya menurut jenis bahannnya. Hal ini membuktikan bahwa
keelastisitasan benda dipengaruhi bahan dari bendanya. Dapat kita ambil contoh
grafik keelastisitasan suatu logam kenyal.
Pada bagian awal kurva, tegangan dan
regangan bersifat proporsional sampai titik a tercapai. Hubungan
proporsional antara tegangan dan regangan dalam daerah ini sesuai dengan Hukum
Hooke. Dikutip dari buku Fisika untuk SMA Kelas XI (Marthen Kanginan : 2004),
hukum Hooke dinamakan sesuai dengan nama pencetusnya yaitu Robert Hooke,
seorang arsitek yang ditugaskan untuk membangun kembali gedung-gedung di London
yang mengalami kebakaran pada tahun 1666. Beliau menyatakan bahwa:
“Jika
gaya tarik tidak melampaui batas elastisitas pegas, maka pertambahan panjang
pegas berbanding lurus (sebanding) dengan gaya tariknya.”
Komentar
Posting Komentar